Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Sabtu, 11 Februari 2012

Artikel sebuah Kisah "Hukuman Bagi Sang Anak"

Artikel sebuah Kisah "Hukuman Bagi Sang Anak" - Surat electronic (e-mail)dari seorang kolega di malaysia mengisahkan peristiwa yang memilukan hati, dikisahkan sepasang suaimi istri yang bekerja meningglkan anaknya yang berusia 3 tahun yang bernama ita., bersama pembantu dirumah, namanya  juga anak-anak yang suka mengeksplorasi diri, ita pun demikian. Sambil bermain ita mencorat-coret tanah dihalaman dengan lidi, sementara pembantunya menjemur pakaian dekat garasi , puas dengan mencorat-coret tanah, ita menemukan sebuah paku berkarat  dan mulai mencorat-coret mobil ayahnya yang berwarna hitam. Karena masih baru maka mobil itu jarang digunakan, maka, penuhlah mobil tersebut dengan coretan gambar ita.
Begitu ayahnya pulang, dengan bangga ita memberi tahu tentang gambar-gambar yang ia buat di mobil baru ayahnya tersebut. Bukan pujian yang diterimanya  melainkan kemarahan yang sangat besar. Yan pertama kali kena damprat adalah pembantunya karena dianggap tidak mengawasi ita. Baru anaknya yang dihukum. Demi kedipslinan anak maka si ayah mulai mengajarkan anaknya, tidak hanya dengan kata-kata tetapi dengan pukulan. Dipukulah  tangan anaknya dengan apa saja yang ditemukan disitu.
“  Ampun bah, sakit .. ampun.”jerit ita sambil menahan sakit ditangannya yang mulai berdarah-darah. Si ibu hanya diam saja. Seolah –olah merestui tindakan disiplin yang dikerjakan suaminya.
Sore hari ketika dimandikan , ita menjerit-jerit manahan perih, esoknya tangan ita mulai membengkak, sementara orang tuanya tetap bekerja seperti biasa, ketika dilaporkan oleh pembantu, ibu ita hanya menjawab “ oleskan obat saja”.
Hari berganti  hari, hingga suhu badan ita mulai panas karena lukanya yang mulai terinfeksi, ketika dilaporkan pembantunya hanya disuruh memberi obat penurun panas, hingga suatu malam panasnya mulai tinggi dan ita mulai mengigau baru mereka buru-buru membawa ita malam itu juga.
Hasil diagnosis dokter menyimpulkan bahwa demam itu berasal dari tangannya yang sudah infeksi dan membusuk akibat lukanya. Dokter memanggil  ayah dan ibunya dan mengatakan “ tidak ada pilihan lain,,,”
Dokter mengusulkan agar kedua tangan ita diamputasi karena infeksi yang sudah terlalu parah, mendengar berita itu keduanya orang tua ita bagai di sambar petir, dengan air mata yang terurai dan tangan yang gemetar, mereka menanda tangani surat persetujuan amputasi. Setelah sadar dari pembiusan opresinya, ita terbangun sambil menahan rasa akit dan bingung melihat tangannya yang dibalut kain putih, lebih kaget lagi, dia melihat kedua orang tuanya dan pembantunya menangis disampingnya, sambil menahan rasa sakit ita berkata kepada orang tuanya,
“ Abah .... mama, ita tidak akan melakukannya lagi .. ita sayang abah, mama dan juga sayang bibi, ita minta ampun sudah mencorat-coret mobil abah”,, si ibu dan ayah semakin menangis mendengar kata-kata ita tersebut .
“Bah, sekarang tolong kembalikan tangan ita, untuk apa di ambil. Ita janji tidak akan melakukanya lagi. Bagaimana nanti kalo ita maen sama teman-teman karena tangan ita sudah diambil , Abah... mama, tolong kembaliin,pinjam sebentar saja, ita mau menyalami Abah.Mama,dan bibi  untuk minta maaf.””
Menyesal bagi kedua orang tua ita sudah tiada guna, nasi sudah menjadi bubur.
Kasih Comment gan Hikmah dibalik Artikel sebuah Kisah "Hukuman Bagi Sang Anak" Semoga berkenan.

0 komentar:

Posting Komentar

Tukar Link

Buku Tamu